Loading...

Apa itu 4G Dan Penemunya

4G atau Fourth Generation adalah Pengembangan dari Teknologi 3G. Teknologi 4G dikembangkan untuk berkomodir kualitas layanan atau Quality of Service (QoS) dan antisipasi meningkatnya kebutuhan di masa mendatang akan layanan aplikasi berbasis teknologi 3G sebelumnya, seperti akses mobile brodband, MMS, Video chat, mobile TV, dan layanan barusperti HDTV. Salah satu teknologi pertama dalam kategori 4G adalah teknologi Flash-OFDM, 802.16e versi mobile dari WiMax


Dan penemu 4G yaitu Khoirul Profesor Asal Kediri . Khoirul adalah lulusan cumlaude Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2000. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor di tahun 2008.

Profesor muda tersebut kelahiran th 1978 itu menemukan metode komunikasi yang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit dalam keterbatasan kanal komunikasi. Ia mengurangi daya transmisi, hasilnya kecepatan data yang dikirim meningkat.

"Sistem ini mampu menurunkan energi sampai degan 5dB atau 100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya," katanya.

Ternyata penemuan hebat tersebut terinspirasi dari film animasi Dragon Ball, sebuah film anime Jepang yang kerap ia tonton.

"Ketika Goku (tokoh utama Dragon Ball) akan melayangkan Spirit Ball yang merupakan jurus terdahsyatnya, Goku akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam sehingga menghasilkan energi yang luar biasa," katanya.
Konsep itu, lanjut Khoirul, diturunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian.

Jurus Spirit Ball dianalogikan sebagai turbo equalizer yang mampu mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi gelombang.

"Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Awalnya hal itu dianggap tak mungkin di dunia telekomunikasi," katanya.

Lebih lanjut Khoirul mengatakan bahwa guard interval merupakan sesuatu yang tidak berguna di perangkat penerima.

"Selain hanya untuk pembatas, mengirimkan power untuk sesuatu yang tidak berguna adalah sia-sia," imbuh suami dari Sri Yayu Indriyani.

Metode ala jurus Dragon Ball ini bisa dibilang mampu memecahkan masalah transmisi nirkabel. Apalagi temuan ini bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM, CDMA, dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.

Menurut Khoirul, penerapannya metode ini mampu menjawab masalah telekomunikasi di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit maupun di pegunungan.

"Sebab di daerah itu biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang," katanya.

Tak heran bila temuan ini menghasilkan penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan.

Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology.

Dengan  teknologi ini digunakannya  oleh industri, Khoirul berhak mendapatkan royalti. Dan sebagai penghargaan terhadap orang tuanya, royalti pertamanya dia berikan kepada sang ibu di Kediri.










0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP